Laporan wartawan KOMPAS Aloysius Budi Kurniawan

Repotnya Membangun Budaya Baru di Suramadu
Jembatan Suramadu di Jawa Timur yang diperkirakan akan selesai akhir tahun 2008 ini sudah terlihat megah, Selasa (4/3). Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura ini akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.
Kamis, 2 April 2009 | 22:59 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Aloysius Budi Kurniawan

KOMPAS.com - Hanya dalam hitungan bulan, pemandangan Jalan Kedungcowek terlihat lebih rata, rapi, dan teratur. Jalan akses menuju Jembatan Suramadu yang tiga bulan lalu masih berdebu dan penuh dengan material itu kini mulai tertata.

Lampu berderet di sepanjang kanan-kiri jalan. Pemandangan makin indah dengan pembagi jalan cantik dipenuhi tanaman berbunga.

Namun demikian, suasana nyaman ini nampaknya tak senyaman dengan lalu lalang kendaraan yang melintas di dalamnya. Suasana lalu lint as antara pukul 06.00 hingga pukul 08.30 tampak teratur karena banyak petugas kepolisian, dinas perhubungan, dan satpol PP di lokasi, namun selepas itu, kesemrawutan kembali terjadi.

Di sepanjang Jalan Kedungcowek berbagai kendaraan, mulai dari mobil, motor, truk, hingga becak seenaknya melenggang bersliweran baik dari arah selatan maupun utara.

Hiruk pikuk kendaraan dari dua arah terjadi di seluruh ruas jalan yang terbagi menjadi empat jalur tersebut . Beberapa kali terlihat kendaraan yang seharusnya berputar balik melalui u turn seenaknya saja berputar arah melewati jalur yang sama.

"Kalau berputar repot mas, soalnya putar baliknya terlalu jauh," ujar Abdul (18), salah seorang pelajar yang melintas di Jalan Kedungcowek.

Di hari pertama sosialisasi lalu lintas dila kukan di jalan akses Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Rabu (1/4) lalu, Polres Surabaya Timur mencatat sekitar 60 persen pengendara yang melanggar atau belum memahami aturan lalu lintas. Pada hari kedua, Kamis (2/4), jumlah warga yang melanggar turun menja di sekitar 40 persen.

Jumlah rambu-rambu yang terpasang di sepanjang Jalan Kedungcowek baru rambu-rambu tanda putar balik atau u turn, sedangkan rambu-rambu lainnya belum terpasang. Kalau rambu-rambu lainnya tidak segera terpasang maka penertiban kacau, karena warga selalu beralasan bahwa rambu-rambu tak ada, ucap Kepala Bagian Bina Mitra Polres Surabaya Timur Kompol Rakidi.

Menurut Rakidi, saat ini yang terpasang di sepanjang Jalan Kedungcowek hanya berupa spanduk himbauan akan dilakukan sosialisasi u ji coba selama dua minggu. Padahal, berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang lalu lintas menyatakan, uji coba harus dilakukan setelah rambu-rambu lalu lintas terpasang.

Saat ini, baru satu lampu lalu lintas yang terpasang, yaitu di perempat an Jalan Kedungcowek. Pemasangan rambu-rambu harus cepat dilakukan Dinas Perhubungan Kota Surabaya agar sosialisasi lebih efektif, mulai dari rambu-rambu larangan parkir, petunjuk arah, traffic light hingga larangan masuk ujar Rakidi.

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surabaya Agus Haris mengatakan, pemasangan rambu-rambu lalu lintas bukan kewenangan Dinas Perhubungan Kota Surabaya melainkan pihak pengelola Proyek Jembatan Suramadu. Jalan Kedungcowek merupakan jalan khusus seperti jalan tol. Karena itu, ini menjadi kewenangan pengelola jembatan Suramadu, ujarnya menanggapi.

Agus menilai, beberapa titik putar balik atau u turn di Jalan Kedungcowek berdekatan dengan akses jalan kampung yang padat lalu lintas dan pejalan kaki. Karena itu, perlu ada rekayasa pemindahan u turn agar tak mendekati jalan kampung.

Kepala Satuan Kerja Sementara Proyek Jembatan Nasional Suramadu Sisi Surabaya Dwi Purtono mengungkapkan, selama dua minggu sosialiasi pengaturan lalu lintas memang dilakukan secara manual atau tanpa lampu traffic light. Selanjutnya, pengaturan baru dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan lampu traffic light.

Menurut Dwi, berdasarkan data jumlah kendaraan yang menyeberang di Selat Madura, diperkirakan sekitar 4.000 kendaraan roda empat dan 8.000 kendaraan roda dua akan melintas di Jembatan Suramadu setiap hari. Karena itu, sosialisasi pengaturan lalu lintas perlu dilakukan.


SUMBER : WWW.KOMPAS.COM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH RINGKAS SYEKH TAMBUH

Sejarah Singkat MTs. Salafiyah