SURMADU BEROPERASI MULAI JUNI 2009

Laporan wartawan KOMPAS Aloysius Budi Kurniawan

SURABAYA, KOMPAS.com — Seluruh sisi Jembatan Suramadu akhirnya tersambung pada Rabu (1/4) dini hari dengan terpasangnya segmen ke-18 atau segmen terakhir bentang tengah. Dengan terpasangnya segmen berupa steel box girder atau lantai baja penopang tersebut diharapkan Juni mendatang Jembatan Suramadu siap beroperasi.

Penyambungan segmen terakhir Jembatan Suramadu berlangsung pukul 00.00. Pemasangan sengaja dilakukan dini hari karena proses ini membutuhkan suhu khusus agar lantai baja penopang tidak memuai.

Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengungkapkan, penyambungan steel box girder segmen ke-18 adalah pemasangan final dari total 18 segmen steel box girder yang terpasang di pilar 46 dan 47. "Kedua pilar ini adalah tumpuan utama bentang tengah Suramadu. Dengan terpasangnya segmen ke-18, maka seluruh lantai jembatan telah tersambung," ujarnya di Surabaya.

Menurut Hermanto, penyambungan bentang tengah merupakan tahapan tersulit dari seluruh tahapan pembangunan konstruksi jembatan. Steel box girder yang merupakan lantai berbahan dasar baja memiliki panjang masing-masing 12 meter dengan berat sekitar 160 ton tiap segmen.

Selain pemasangan steel box girder, seluruh kabel penyangga bentang tengah juga telah terpasang. Sebanyak 2 x 14 kabel ke sisi Surabaya sudah terpasang, demikian juga kabel penyangga bentang tengah ke sisi Madura.

Hingga saat ini, pembangunan Jembatan Suramadu masih menyisakan dua tahap, yaitu pembangunan jembatan penghubung antara jalan lintas (causeway) dengan bentang tengah sisi Surabaya dan penyelesaian jalan akses sisi Madura. Dengan selesainya seluruh tahapan pembangunan Jembatan Suramadu, maka nilai investasi total dari bangunan ini sebanyak Rp 4,5 triliun.

Lebih murah

Sebelumnya, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, jembatan Suramadu ditargetkan beroperasi 12 Juni 2009. Karena biaya pembangunan jembatan sepanjang 5.438 meter tersebut besar, maka siapa pun yang melewati diwajibkan membayar. Namun, tarif penyeberangan melalui Jembatan Suramadu dipastikan lebih murah daripada tarif penyeberangan feri.

"Ini adalah jalan negara, tapi pembiayaannya berat sehingga masyarakat yang melewati harus membayar untuk pemeliharaan jembatan," ujarnya.

Hingga saat ini, kepastian tentang jenis kendaraan yang diperbolehkan melewati Jembatan Suramadu masih terus dikaji. Khusus kendaraan roda dua masih terkendala angin besar saat menyeberang jembatan.

"Ini bukan masalah mau atau tidak mau, tetapi demi keselamatan pengemudi. Kalau anginnya terlalu kencang, sebaiknya harus ada peringatan dini bagi setiap pengendara," ungkap Kalla.

Hermanto menambahkan, sebagai langkah perawatan jembatan, ke depan akan dibentuk pusat monitoring untuk memantau kondisi jembatan. Pusat monitoring akan memantau antara lain tingkat korosi jembatan dan kondisi lingkungan jembatan, apakah layak untuk dilewati atau tidak.


SUMBER : WWW.KOMPAS.COM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH RINGKAS SYEKH TAMBUH

Sejarah Singkat MTs. Salafiyah