Perencanaan Kurikulum Pendidikan Karakter


Oleh: Niam Wahzudik/ NIM. 01045090102
Latar belakang
Situasi sosial, kultural masyarakat kita akhir-akhir ini memang semakin mengkhawatirkan. Ada berbagai macam peristiwa dalam pendidikan yang semakin merendahkan harkat dan martabat manusia. Hancurnya nilai-nilai moral, merebaknya ketidakadilan, menjamurnya kasus korupsi, terkikisnya rasa solidaritas telah terjadi dalam dunia pendidikan kita. Bisa dikatakan saat ini negara kita sedang dilanda wabah “demoralisasi akut” yang menunggu untuk segera di atasi, jika tidak ingin negara ini menjadi semakin hancur. Dari sini kemudian muncul pertanyaan ada apa dengan pendidikan kita? Rupanya usaha perbaikan di bidang pendidikan dirasa tidak hanya cukup dengan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan saja, melainkan membutuhkan perencanaan kurikulum yang sangat matang yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bangsa ini.
Selain persoalan di atas, akhir-akhir ini telah terjadi perubahan nilai yang sangat cepat dan terjadinya ekspektasi yang tidak terduga sebagai dampak kemajuan teknologi, informasi dan globalisasi. Oleh sebab itulah bagaimanakah mempersiapkan/membangun karakter bagi peserta didik didik dalam menghadapi pengaruh global. Untuk itu perlu disusun suatu perencanaan kurikulum pendidikan karakter untuk diterapkan di setiap satuan pendidikan kita mengingat berbagai macam perilaku yang tidak mendidik telah merasuk dalam sendi-sendi penyelenggaraan pendidikan dan kehidupan masyarakat kita.
Secara umum pendidikan karakter memang belum menjadi prioritas utama dalam pembangunan bangsa dan belum diterapkan secara holistik dalam kurikulum Pendidikan Nasional. Namun dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru-guru memiliki peluang besar untuk menerapkan pendidikan karakter ke dalam masing-masing satuan pendidikan, karena : pertama, KTSP didefinisikan sebagai kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilakspeserta didikan di masing-masing satuan pendidikan.
Salah satu prinsip pengembangan KTSP di antaranya kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yang berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kedua, Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia , serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikutu pendidikan lebih lanjut. Dan yang ketiga, Konsep pendidikan karakter terbaca dalam rumusan yang telah dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yaitu : Pendidikan yang mengintegrasikan semua potensi peserta didik didik, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan karakter yang diterapkan dalam satuan pendidikan kita bisa menjadi salah satu sarana pembudayaan dan pemanusian (Koesoema, 2007: 114). Di sinilah pendidikan sangat berperan dan pendidikan harus kembali kepada substansi utama yaitu membangun pribadi dengan karakter mulia sebagai individu, keluarga, masyarakat dan bangsa.
Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan Pendidikan Karakter meliputi:
Mendorong kebiasaan dan perilaku yang terpuji sejalan dengan nilai-nilai universal, tradisi budaya, kesepaatan sosial dan religiositas agama.
Menanamkan jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab sebagai penerus bangsa.
Memupuk ketegaran dan kepekaan mental peserta didik terhadap situasi sekitarnya, sehingga tidak terjerumus ke dalam perilaku yang menyimpang, baik secara individu maupun sosial.
Meningkatkan kemampuan menghindari sifat tercela yang dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Agar siswa memahami dan menghayati nilai-nilai yang relevan bagi pertumbuhan dan pengahargaan harkat dan martabat manusia3.
Pengertian Pendidikan Karakter
Secara bahasa karakter dapat pula dipahami sebagai sifat dasar, kepribadian, perilaku/tingkah laku, dan kebiasaan yang berpola. Perspektif pendidikan karakter adalah peranan pendidikan dalam membangun karakter peserta didik.
Pendidikan Karakter adalah upaya penyiapan kekayaan batin peserta didik yang berdimensi agama, sosial, budaya , yang mampu diwujudkan dalam bentuk budi pekerti, baik dalam perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan kepribadian.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai di bawah ini merupakan uraian berbagai perilaku dasar dan sikap yang diharapkan dimiliki peserta didik sebagai dasar pembentukan karakternya:
Nilai keutamaan
Nilai kerja
Nilai cinta tanah air (patriotisme)
Nilai demokrasi
Nilai kesatuan
Menghidupi nilai moral
Nilai-nilai kemanusiaan
Nilai-nilai di atas diambil sebagai garis besarnya saja, sifatnya terbuka, artinya masih bisa ditambahkan nilai-nilai lain yang relevan dengan situasi sekolah. Misalnya: taqwa kepada tuhan, tanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan persatuan, dapat dipercaya,rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab, kewarganegaraan/citizenship, ketulusan, berani, tekun, integritas, jujur, tanggung jawab, disiplin, visioner, adil, peduli, kerjasama4.
Mengingat jam pelajaran yang diterima siswa sudah padat, nilai-nilai tersebut disampaikan dengan cara terintegrasi dalam mata pelajaran yang lain, bukan merupakan mata pelajaran tersendiri.
Prinsip Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter di sekolah memerlukan prinsip-prinsip dasar yang mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa dan setiap individu yang bekerja di sekolah tersebut. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau kamu yakini.
Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu.
Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang baik, bahkan seandainya pun kamu harus membayarnya secara mahal, sebab mengandung resiko.
Jangan pernah mengambil perilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain sebagai patokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih patokan yang lebih baik dari mereka.
Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan transformatif. Seorang individu bisa mengubah dunia.
Bayaran bagi mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa kamu menjadi pribadi yang lebih baik, dan ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni.
Strategi dan Metodologi Pendidikan Karakter
Strategi yang diterapkan oleh pendidikan karakter yaitu dengan menggunakan strategi terintegrasi dalam mata pelajaran lainnya. Nilai-nilai karakter dapat disampaikan melalui mata pelajaran: agama, pendidikan kewarganegaraan (PKn), pendidikan jasmani dan olah raga, IPS bahasa Indonesia dan pengembangan diri.
Pendidikan karakter di sekolah lebih banyak berurusan dengan penanaman nilai. Pendidikan karakter agar dapat disebut sebagai integral dan utuh harus menentukan metode yang dipakai, sehingga tujuan pendidikan karakter itu akan semakin terarah dan efektif. Adapun unsur-unsur yag harus dipertimbangkan dalam menentukan metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan karakter antara lain:
Mengajar, yaitu dengan cara mengajarkan nilai-nilai itu sehingga peserta didik memiliki gagasan konseptual tentang nilai-nilai pemandu perilaku yang bisa dikembangkan dalam mengembangkan karakter pribadinya.
Keteladanan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan sebagai model teladan bagi siswa. Karena siswa akan lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat.
Menentukan prioritas, yaitu setiap yang terlibat dalam sebuah lembaga pendidikan yang ingin menekankan pendidikan karakter juga harus memahami secara jernih prioritas nilai apakah yang ingin ditekankan dalam pendidikan karakter dalam satuan pendidikan tertentu.
Praktis Prioritas, yaitu satuan pendidikan harus mempu membuat verifikasi sejauh mana visi sekolah telah direalisasikan dalam lingkup pendidikan skolastik melalui berbagai unsur yang ada di dalam sekolah.
Refleksi, yaitu mengadakan semacam pendalaman, refleksi untuk melihat sejauh mana satuan pendidikan telah berhasil atau gagal dalam melaksanakan pendidikan karakter.
Metode-metode yang bisa diterapkan dalam pendidikan karakter misalnya dengan menggunakan pendekatan penanaman nilai (Inculcation Approach), perkembangan moral kognitif, analisis nilai (Values Analysis Approach), klarifikasi nilai, pembelajaran berbuat (Action Learning Approach)5, Student Active Learning, Developmentally Appropriate Practices, dan Contextual Learning yang dapat menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menyenangkan.
Penilaian
Penilaian adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan serta perkembangan karakter yang dicapai siswa.
Tujuan penilaian dilakukan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai yang dirumuskan sebagai standar minimal telah dikembangkan dan ditanamkan di sekolah serta dihayati, diamalkan, diterapkan dan dipertahankan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Penilaian pendidikan karakter lebih dititikberatkan kepada keberhasilan penerimaan nilai-nilai dalam sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penilaian dapat berbentuk penilaian sikap dan perilaku, baik individu maupun kelompok.
Cara penilaian pendidikan karakter pada pserta didik dilakukan oleh semua guru. Penilaian dilakukan setiap saat, baik pada jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran, di kelas maupun di luar kelas dengan cara pengamatan dan pencatatan. Instrumen penilaian dapat berupa lemabar observasi, lemabar skala sikap, lemabar portofolio, lemabar check list, dan lembar pedoman wawancara.
Informasi yang diperoleh dari berbagai teknik penilaian kemudian dianalisis oleh guru untuk memperoleh gambaran tentang karakter peserta didik. Gambaran menyeluruh tersebut kemudian dilaporkan sebagai suplemen buku rapor oleh wali kelas.
Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
Untuk mengatasi masalah moralitas bangsa diperlukan menerapkan pendidikan karakter.
Pendidikan Karakter adalah upaya penyiapan kekayaan batin peserta didik yang berdimensi agama, sosial, budaya , yang mampu diwujudkan dalam bentuk budi pekerti, baik dalam perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan kepribadian.
Penilaian pendidikan karakter lebih dititikberatkan kepada keberhasilan penerimaan nilai-nilai dalam sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penilaian dapat berbentuk penilaian sikap dan perilaku, baik individu maupun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP
Koesoema, A.Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Wurianto, Arif Budi. 2010. Pendidikan Karakter ( Character Building)
Dalam Menghadapi Kancah Global. Diunduh dari
www.wurisan.blogspot.com tanggal 6 Januari 2010.
Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH RINGKAS SYEKH TAMBUH

Sejarah Singkat MTs. Salafiyah